Mengadopsi Kucing, Berani Berkomitmen
![]() |
Dok Pri | Catlovers Day |
“Memelihara kucing ibarat melayani wanita,
perlu kehati-hatian dan komitmen”
Petikan kalimat dari Cacang Effendi, begitu
tertanam dalam benak saya. Beliau merupakan salah seorang narasumber acara Catlovers
Day – One Stop Solution for Your Cats. Kalimat yang disampaikan oleh Cacang
bermakna mendalam, walau disampaikan dengan sangat santai, namun hal tersebut teramat
penting dan perlu diperhatikan bagi siapapun yang ingin memelihara kucing di
rumah.
Sabtu siang (19/08), bertempat di Function
Room Gramedia Matraman, Jakarta Timur. Saya berkesempatan untuk mengikuti
perhelatan bagi para pecinta kucing, yang diinisiasi oleh Purina Proplan,
Purina Friskies, Purina Fancy Feast, Setia, Bhineka Cattery, Catlovers, Penebar
Swadaya, Patz, Trubus.id, dan Gramedia.
Dalam acara tersebut hadir para pecinta kucing se-Jabotabek, yang
membawa kucing kesayangan dalam berbagai jenis dan ras. Mulai dari jenis Siam,
Persia, Ragdoll, Maine Coon hingga Sphynx.
Menarik karena kebanyakan pecinta kucing ialah kaum wanita, rasanya hal
tersebut mematahkan salah satu mitos bahwa, memelihara kucing akan mengganggu
kehamilan pada wanita, karena dalam acara tersebut selain membawa kucing,
mereka juga membawa anak-anak yang juga mencintai kucing. Tak jarang juga kaum
pria yang ikut serta dalam acara tersebut, bahkan tak segan berinteraksi dengan
para pecinta kucing lainnya.
![]() |
Dok Pri | Para Narasumber yang hadir dalam acara, Cacang Effendi (kiri), Annisa Rania Putri (tengah), Dokter Hewan Widya Setiawatu (kanan) |
Tak kurang dari itu, hadir pula Dokter Hewan Widya Setiawati yang
memberikan banyak informasi tentang dunia kucing. Mulai dari komitmen
memelihara kucing, hingga berbagai permasalahan yang kucing hadapi, dan hal
tersebut harus dipahami oleh para pengadopsi.
Narasumber dalam sesi seminar dan diskusi tersebut tak lain ialah Cacang
Effendi, sebagai salah seorang aktifis pecinta kucing, Dokter Hewan Widya
Setiawati, dan Annisa Rania Putri salah seorang pecinta kucing yang juga
sebagai penulis buku dan motivator. Tiga narasumber tersebut dapat dikatakan
cukup mumpuni dalam hal kucing, bahkan Cacang Effendi kurang lebih telah 14
tahun menjadi aktivis pecinta kucing.
Mengadopsi Kucing Berarti Belajar Berkomitmen
Dalam sesi diskusi, hal yang menarik bagi saya ialah tentang mengapa seseorang
ingin mengadopsi kucing. Menurut Dokter Hewan Widya Setiawati, setidaknya ada
tiga motif seseorang mengadopsi kucing.
Pertama, karena motif membutuhkan. Seseorang
mengadopsi kucing karena kebutuhan akan hidup, yang mana kucing menjadi pilihan
yang paling tepat bagi individual tertentu. Hal ini bisa menjadi karena
kebutuhan terapi, dimana kucing dijadikan sebagai alat terapi kesehatan bagi
penderita penyakit tertentu. Namun juga, bisa karena kebutuhan sisi emosional,
dimana kucing diposisikan sebagai teman yang menemani kemanapun pengadopsi
pergi.
![]() |
Dok. Pri | Salah-satu Kucing yang berpartisipasi dalam acara Catlovers Day |
Kedua, motif bisnis. Seseorang menempatkan kucing
sebagai subjek, atau barang yang memiliki nilai jual yang pada akhirnya,
memberikan menjadikan kucing sebagai salah satu sumber investasi yang
menjanjikan. Namun motif tersebut dibenarkan, dengan syarat memperlakukan
kucing secara baik.
Ketiga, gaya hidup. Seseorang menjadikan kucing,
hanya sebagai subjek yang akan menambah tinggi gengsi, bukan karena kebutuhan
mendasar pada dirinya. Ia menempatkan kucing hanya sebagai alat, selayaknya
mainan yang dapat digunakan kapan saja dan dapat dibuang kapan saja. Tidak dapat
dipungkiri, bahwa motif ini hadir.
Dari ketiga motif di atas, tentu kita dapat memilih masuk kepada yang
mana. Akan tetapi yang perlu disadari ialah bahwa, merawat kucing atau hewan
apapun itu. Dibutuhkan komitmen yang kuat, terkhusus kucing, karena kucing harus
diperlakukan secara spesial, karena ada berbagai hal yang perlu diperhatikan
dalam mengadopsi kucing antara lain, kesehatan, stamina dan juga emosional.
![]() |
Dok Pri | Salah satu kucing Spyhnx yang ikut bermain game seru |
Perlu diperhatikan bahwa, dalam masalah kesehatan kucing. Terkhusus di
Indonesia, biaya kesehatan masih tergolong tinggi. Tingginya biaya tersebut
karena ada beberapa faktor, pertama, karena belum hadir lembaga
kesehatan hewan yang menaungi permasalahan obat, faktor tersebut menghasilkan
faktor kedua, dimana kebutuhan kepada obat akan hewan harus didatangkan
dari luar negeri. Sehingga perlu dimaklumi apabila biaya kesehatan hewan cukup
tinggi di Indonesia.
Apabila boleh jujur, saya cukup salut kepada anak-anak bangsa yang telah
dan mempunyai keinginan menjadi dokter hewan. Dengan berbagai tekanan dan
keterbatasan yang ada di Indonesia, bahkan atmosfer kesadaran kepada hewan
masih pada tahap awal. Sehingga perlu dimaklumi, apabila ada kekurangan pada
sarana dan pra-sarana dalam mendukung kegiatan kesehatan hewan.
Pesan yang cukup penting dari
Annisa Rania Putri, mengingatkan kepada para pengadopsi untuk memberikan waktu
khusus kepada kucing milikinya. Hal tersebut karena, setiap kucing mempunyai
karakteristik masing-masing yang hanya dapat dipahami dengan interaksi yang
berkualitas antara pengadopsi dan yang diadopsi.
Lucu2 kucingnyaaaa
BalasHapusIya mbak, lucu dan mahal hehe
HapusAku penasaran si Amelie itu jenis kucing ras apa ya? (puspa)
BalasHapusNah, seperti harus tanya pak Cacang :D
HapusAku memposisikan kucing sebagai teman, terutama pas sendirian di rumah. Kucing seakan ngerti banget dan mau aja nemenin kemanapun. Tapi sejak kucing kesayangan hilang, belum pernah pelihara lagi karena memang butuh komitmen dan ketelatenan mengurus si meong.
BalasHapusYessss, butuh komitmen yang penuh mbak, karena kucing adalah makhluk hidup
HapusKucing gue terakhir kaboooor gegara empunya lagi nyoba jadi vegetarian. Stock daging NOL di rumah, kucingpun bete karena dikasih tahu tempe tiap hari. Doskipun kabooooor!
BalasHapusGak ada gitu yg mo adopsi gue? hihihi
Ajarin kucingnya vegetarian mas, hahahaha
HapusBanyak kayaknya, apalagi yang ngajak jalan, xixixi
Aku suka geli kalau megang kucing spyhnk apa karena keseringan megang yang berbulunkali ya haha.
BalasHapusKabarnya, kucing ga tau kalau dia berbulu atau ga mbak, jadi bagi kucing itu sama aja, hahaha
Hapuswaah...hewan lucu2 itu...menggemaskan. Tapi utk miara nanti dulu aja deh.
BalasHapusMengutamakan anak dulu ya mas? Hehehe
Hapusaku suka kucing sih, tapi enggak terlalu suka kalo dideketin (lah gimana ya) hehhehe
BalasHapusLah, itu jadi begimana yak? Hihihi
Hapusanak ku yang bungsu pengen banget miara kucing .. tapi nggak aku bolehin.. karena takut dia nggak bisa ngurusnya.. malah kasian kucingnya kan kalo terlantar
BalasHapusNaaah, bener mak, kasian banget kalau udah kucing terlantar, soalnya ngurus kucing emang ada perlakuan khusus
HapusDulu aku pelihara kucing. Tapi ngga nahan dgn kotorannya
BalasHapusKalau saya ga kuat uang nya mbak, hehe
HapusPelihara kucing memang harus serius. Gak bisa setengah2, kasian kucingnya
BalasHapusHarus serius, juga berdedikasi tinggi hehehe
HapusAnakku yg cowo tuh seneng banget sama kucing. Digendong2 lah, diajak main lah. Sementara aku gak pernah mau punya peliharaan di rumah. Jadinya selalu aku larang bawa kucing ke rumah.
BalasHapusKucing tuh gemeskn mbak, tapi ya itu, perlakuan nya harus khusus banget,
HapusJadi sedih ingat kucingku kak, kurang telaten dan nggak komit ngerawat, bisanya cuma ngasih makan, mandiin nggak bisa, ke petshop malas, sampai akhirnya kena virus...mati..huhu..
BalasHapusPada akhirnya, kita butuh banyak belajar kepada ahlinya mbak, hehe
HapusAku tuh baru kehilangan kucing kesayangan anakku, jadi sedih baca ini. Pengen punya kucing lagi, tapi kondisi kesehatanku lagi naek turun, jadi belum bisa adopsi lagi.
BalasHapusSemoga bisa secepatnya adopsi lagi mbak,
HapusDi rumahku ada banyaaak kucing, setiap hari jadi rame. Waktu elus-elusnya bikin perasaan tenang
BalasHapusWaaah, perlihara kucing apa aja mba?
Hapussayangi kucing spt layaknya makhluk allah lainnya, alhamdulillah kucing kami bahagia bersama kami hehe
BalasHapusAlhamdulillah
HapusJadi pengen ke cat cafe buat ngelus2 .. 😁😁😁 ngomong2 yg jenis Sphynx kok lucu amat yak bentuknya :o
BalasHapusWah, ada dimana itu mas?
HapusAku suka kata2nya “Memelihara kucing ibarat melayani wanita, perlu kehati-hatian dan komitmen” 😉😉
BalasHapusAku mah, takut selalu salah aja mbak, jadi ga berani pelihara kucing, hehehe
HapusDari dulu, aku pengen banget melihara kucing. Tapi belum bisa komitmen untuk fokus dan merawatnya 24/7. Secara kebanyakan setiap hari di kantor, mana bisa fokus ngeliatin hewan berbulu ini. Makanya kalau ada acara - acara tentang kucing, sebisa mungkin aku dateng sekalian ngeliat dan ngelus - ngelus kucing orang. Gemes!
BalasHapusSemoga nanti punya rezeki untuk adop kucing mbak, hehe
Hapus