Dari Salatiga Untuk Kesehatan Indonesia

Dok. Pri | Para Blogger Kesehatan Ketika Berada di DUVER

Sesampainya di Kantor Kecamatan Tingkir, Ibu Nunuk Dartini S.Pd Msi selaku Camat Tingkir, beserta jajaran menerima rombongan dengan begitu semangat. Gaya tegas namun pandai berguyon menjadi nilai tambah tersendiri pada sosok tersebut, jujur jarang sekali saya melihat seorang perempuan menjadi Camat. Beliau memberikan gambaran umum tentang Kecamatan Tingkir, dan pula memaparkan berbagai program yang telah dilaksanakan.
Setelah Ibu Camat selesai, giliran seorang perempuan berhijab mengambil alih ruangan. Beliau adalah kepala Puskesmas Sidorejo Kidul, dr. Desi Vebriana Pananingrum. Beliau memberikan gambaran tentang program, kegiatan yang sudah dilakukan dan masih terealisasi hingga saat ini di Puskesmas Sidorejo Kidul, bahkan beliau begitu hafal berapa jumlah tenaga kesehatan, hingga sarana dan prasarana yang ada di kecamatan tersebut.
Dok. Pri | Gapura Kecamatan Tingkir Dan Pencapaian
Setelah paparan selesai, kami diajak untuk mengunjungi Puskesmas Sidorejo Kidul yang tidak terlalu jauh dari kantor Kecamatan Tingkir, mungkin hanya butuh waktu 10 menit untuk berjalan kaki. Dalam perjalanan tersebut, saya disuguhi pemandangan taman yang luar biasa lengkap sarana dan pra-sarana. Tak kurang dari itu, taman tersebut begitu indah karena, latar belakang teman tersebut ialah sebuah gunung yang indah.
Para anak-anak pun riang gembira bermain di taman tersebut, bahkan saya cukup lama kagum hingga akhirnya di tarik oleh salah seorang teman agar cepat bersama rombongan menuju Puskesmas yang tidak jauh dari taman tersebut.

Dok. Pri | Salah Satu Siswa SMK yang sedang di rawat karena terkena alat pertanian

Saat masuk pelataran parkir Puskesmas, kesan luas begitu terasa. Hadir dua bangunan di Puskesmas tersebut, satu gedung dipergunakan untuk pelayanan kesehatan bagi warga yang sehat, seperti ibu hamil beserta anak-anaknya.
Adapun gedung dua diperuntukkan untuk mereka yang sakit, dimana di gedung tersebut hadir ruang tunggu dengan kursi yang modern, klinik umum dengan peralatan yang cukup lengkap, ada pula klinik gigi nan resik di setiap sudut nya, ada pula klinik anak yang disesuaikan dengan dunia anak, sehingga dapat dikatakan Puskesmas Sidorejo Kidul ramah terhadap anak. Tak kurang dari itu hadir pula, laboratorium dengan peralatan yang menunjang tenaga kesehatan di sana untuk melakukan screening Provider-Initiated Testing and Counseling (PITC).
Dok. Arisman | Gembira Karena Hasil Screening dinyatakan negatif

Hal yang menarik dari Puskesmas Sidorejo Kidul bagi saya ialah, kemampuan tenaga Puskesmas dalam pelayanan screening PITC, atau lebih dikenal dengan program penanggulangan HIV/AIDS. Dimana seseorang bisa mengetahui apa dirinya terkenal penyakit virus tersebut atau tidak, dan waktu yang dipergunakan relatif singkat. Yang cukup membuat saya kagum, hasil screening PITC dikirim via surel. Hal tersebut saya rasakan, karena saya langsung mengikuti screening PITC, dan alhamdulillah saya positif sehat.
Mengunjungi B2P2VRP dan Insektarium Nyamuk
Setelah puas berkunjung di Puskesmas Sidorejo Kidul, rombongan berpindah menuju Balai Besar Penelitian Dan Pengembangan Vektor dan Reservoir Penyakit (B2P2VRP), tak hanya tempat penelitian namun hadir juga Dunia Vektor dan Reservoir (DUVER) sebagai salah satu wahana edukasi ilmiah bagi siapa saja yang ingin mengenal lebih dekat Dunia Vektor dan Reservoir yang ada di tanah air.
B2P2VRP merupakan badan penelitian dan pengembangan kesehatan yang berada di bawah Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Pada awal dibuat, tempat tersebut berada di bawah naungan WHO, namun dengan sejalan waktu beralih kepada negara. Hadir beberapa laboratorium di tempat ini, dimana masing-masing laboratorium memiliki fungsi masing-masing.
Dok. Pri | Salah satu replika nyamuk yang ada di DUVER
Kabarnya B2P2VRP sudah berdiri sejak tahu 1976, fungsi awal hanya sebagai unik penelitian biologi dan pemberantasan Vektor, namun dengan perjalanan waktu berkembang hingga menjadi balai besar. Telah hadir berbagai hasil penelitian bertaraf, nasional dan internasional dari tempat ini. B2P2VRP berfungsi sebagai instansi pendukung penanggulangan dan pengendalian penyakit, dan juga menjadi salah satu rujukan untuk menguji efektivitas pestisida.
Kurang lebih ada 13 laboratorium di B2P2VRP, namun dari 13 lab tersebut saya dapat masuk beberapa saja, karena ada SOP yang cukup ketat di B2P2VRP sehingga ada beberapa lab yang tidak diperbolehkan masuk karena satu dan lain hal.
Namun ada satu laboratorium yang cukup berkesan bagi saya, dimana saya mengunjungi Insektarium Nyamuk bersama mbak Mayang dari Kementerian Kesehatan dan Mbak Rani dari B2P2VRP. Jujur saya baru melihat bagaimana nyamuk benar-benar dipelihara dan memiliki tempat khusus bagi para peneliti di sana. Yang menjadi hal menarik, dana penelitian yang ada di B2P2VRP langsung dari pemerintah Republik Indonesia, hal tersebut rasanya menjadi sinyal bagi saya bahwa Indonesia memiliki perhatian pula kepada para akademisi dan peneliti.
DUVER Wisata Edukasi Ilmiah Vektor dan Reservoir
Wahana Ilmiah Dunia Vektor dan Reservoir penyakit (DUVER), ialah satu-satunya pusat dokumentasi, informasi, specimen serta display ekobionomi pengendalian vektor dan reservoir di Indonesia.
Dok. Pri | Vektor yang menjadi gugusan kepulauan Indonesia

Hal yang menarik ketika masuk DUVER, dihadirkan berbagai display vektor yang disusun serupa wajah tokoh, hewan hingga peta Indonesia. Bahkan ada foto Presiden Negara Kesatuan Republik Indonesia  Joko Widodo menggunakan nyamuk, beserta wakil Presiden, Jusuf Kalla yang juga menggunakan nyamuk.
Tak hanya nyamuk yang menjadi hiasan, ada pula lalat, kecoa, dan beberapa hewan vektor lainnya. Walau terlihat geli pada beberapa hewan vektor, namun jujur saja ketika berada di DUVER, hewan vektor tersebut seperti berubah menjadi manis dan cute. Sayang itu hanya dapat dilihat di DUVER, dan tidak dapat dilihat di rumah atau lingkungan.
Di DUVER siapa saja bisa belajar tentang hewan vektor dan reservoir, mulai dari penyebaran yang ada Indonesia, spesies yang beragam, penyebaran penyakit yang ditimbulkan vektor dan reservoir, dan juga ada penjelasan tentang bagaimana para peneliti mengambil hewan vektor dan reservoir, hingga akhirnya dapat menjadi display.
Dok. Pri | Berbagai alat survey untuk Vektor yang ada di DUVER
Namun yang paling penting, di DUVER semua dapat mengetahui bagaimana cara mengendalikan hewan vektor dan reservoir yang berkeliaran di lingkungan. Tak kurang dari itu, gaya hidup sehat pada diri sendiri dan lingkungan menjadi penting dilaksanakan bagi kita semua.
Bisa jadi apa yang saya tuliskan baru sedikit ada apa yang ada di DUVER, namun secara garis besar DUVER dapat menjadi alternatif wisata edukasi ilmiah bagi siapa saja. Terlebih DUVER dan B2P2VRP ialah satu-satunya tempat yang ada di Indonesia yang fokus kepada hewan vektor dan reservoir.
Bahkan display yang ada di DUVER sudah mencapai 600 display khusus pada nyamuk, yang dikumpulkan mulai dari awal berdiri B2P2VRP, pada tahu 1979.
Dok. Pri | Macam-macanm koleksi Reservoir yang ada di DUVER 

Acara Temu Blogger Kesehatan berlangsung selama dua hari bertempat di dua kota, hari pertama bertempat di Semarang khusus membahas tema yang diusung, dan inovasi yang dilakukan oleh Provinsi Jawa Tengah dan Dinas Kesehatan setempat. Disusul dengan lokakarya peningkatan kapasitas menulis dan bahasa, bersama Anwari Natari.

Adapun hari kedua acara bertempat di Salatiga Jawa Tengah, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia mengajak para blogger dalam Kunjungan Lapangan Tematik (KunLapTik) untuk meninjau pelayanan dan program Puskesmas Sidorejo Kidul.

Komentar

  1. Hihihi ekspresif banget foto gembiranya. Nyamuknya lucu juga dijadikan replika raksasa.

    BalasHapus
  2. oh ini yg ada vlognya itu kan yaaaak? Seru juga sampe diundang ke Semarang-Salatiga.

    BalasHapus
  3. Aku baru tau soal DUVER ini. Padahal tempatnya informatif dan edukatif banget ya. Btw, dibuka untuk umum nggak sih?

    BalasHapus
  4. Mau tau gimana cara menghilangkan tikus rumahan :)

    BalasHapus
  5. wah masih lanjutan perjalanan kemarin ya, seruu juga ya

    BalasHapus
  6. Wah perjalanan yg memberi manfaat ya bro

    BalasHapus
  7. Wah aku tertarik dengan pembahasan DUVER sangat bermanfaat ya ikutan acara ini mas.

    BalasHapus
  8. Waaah mupeng masuk ke DUVER, mengingatkan aku pada saat dulu kuliah dan pas kerja di lab...

    BalasHapus
  9. Wahh bahagia banget itu kakk.. Trus itu foto bawahnya beneran tikus yaaa?? Ohemji 🙀🙀

    BalasHapus
  10. Eh itu DUVER-nya terbuka untuk umum? Kalau datang, ada pemandu yang bisa menjelaskan ga ya?

    BalasHapus
  11. Penasaran sama DUVER..wah ini pasti jadi pengalaman yang menarik nih

    BalasHapus
  12. eh iya ini ada vlognya ya kan? Tapi balai penelitian seperti ini bagus juga ga fokus di ibukota, jadi daerah lain ikut berkembang.

    BalasHapus
  13. Seru ya mengunjungi satu kota dengan banyak info sedetail2nya terus dibagi disini. Kan bisa menarik orang untuk datang ya kak

    BalasHapus
  14. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  15. Aku gagal fokus sm tikus digambar trakhir. Keren ya Salatiga punya tmpat kayak gini, bisa jadi potensi wisata nih.

    BalasHapus
  16. Aku gagal fokus ama tikusnya, duuuh geli. Seru banget acaranya

    BalasHapus
  17. Aku selalu amaze tiap liat puskesmasnya. Luas banget. Sedangkan yg ada di dekat rumahku, kecil banget.

    BalasHapus
  18. ikutan salut dan bangga deh sama Salatiga... semoga puskesma2 lain di Indonesia akan sebaik itu juga..

    BalasHapus
  19. liat tikus tikus itu bikin pengen munmun.. sungguh bukan pekerjaan buat yang lemah iman

    BalasHapus
  20. Duhhh itu tikus kaga bau y..
    Tp unik juga dikala nyamuk2 dijadikan vektor gugusan pulau di Indonesia

    BalasHapus
  21. Aku masih lum ngerti.. hewan vektor dan reservoir itu apa ya. Lum dijelaskan nih. Apalagi ada museumnya. Setau ku vektor ya soal desain grafis :D :D

    BalasHapus
  22. Aduh contoh tikus-tikusnya jdi ingat pas tiap menjebak tikus di rmh. :D

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Wisata Edukasi Permata? Ke Bandung Aja!

Kayla Elena von Rueti: Lewat Camilan Sehat, Peduli Kesehatan, Lingkungan dan Perempuan