Pencegahan Malaria, Dapat Dimulai Dari Kita!

Dok. Pri | dr. Elizabeth Jane Soepardi saat memberikan pemaparan tentang Malaria


Tidak terlalu banyak yang mengetahui, bahwa hari ini (25/04) merupakan hari “Malaria Sedunia”. Tepat pada tanggal tersebut, saya mendapatkan kesempatan untuk mengenal pelbagai hal tentang pencegahan dan pengendalian malaria yang ada di Indonesia
, bersama Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Adapun materi disampaikan oleh dr. Elizabeth Jane Soepardi, selaku Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik.
Apabila melihat komitmen pemerintah akan Malaria, hal tersebut sudah dilakukan sedari masa pemerintahan Soekarno, sejak tahun 1959 dan masih tetap berlanjut hingga kini. Adapun pada masa pemerintahan ini, Presiden Joko Widodo melakukan komitmen bersama para kepala negara kawasan Asia Pasific untuk mencapai “Eliminasi Malaria” pada 9th East Asia Summit tahun 2030.
Lalu apa sih Malaria itu? Malaria merupakan penyakit yang disebabkan oleh parasit Malaria, yang ditularkan oleh nyamuk anopheles yang mengandung parasit dari orang sakit, kepada mereka yang sehat. Penderita Malaria, dapat menjadi sumber penularan Malaria pada sebuah wilayah. Adapun untuk menghilangkan sumber penularan pada manusia sendiri, penderita harus dirawat hingga tuntas dalam pengobatan.
Nyamuk anopheles pun memiliki ciri tersendiri, seperti hanya menggigit pada malam hari sekitar pukul 18.00-06.00. Selain dari itu, ciri nyamuk tersebut ketika menggigit, posisi tubuh menungging ke atas. Dan sering ditemukan di daerah yang banyak genangan air, seperti mata air, persawahan, tambak, hingga irigasi.
Selain faktor manusia yang menjadi sumber Malaria, tentu faktor gigitan nyamuk yang menjadi sumber utama penyakit ini. Adapun untuk pencegahan gigitan nyamuk anopheles dapat dilakukan dengan pelbagai cara, seperti penggunaan kelambu pada saat tidur, menggunakan pakaian panjang, menanam tumbuhan anti-nyamuk, manajemen lingkungan, penyemprotan insektisida, dst.
Dok. Pri | Antuasis para peserta yang hadir ngobrolin tentang Malaria

Para penderita Malaria lumrah memiliki tanda-tanda seperti, demam menggigil secara berkala disertai sakit kepala, tampak pucat dan kurang darah, mual-muntah disertai diare dengan waktu yang tidak tentu.
Tanda-tanda tersebut dapat mengakibatkan beberapa keadaan, seperti daya tahan tubuh yang menurun, gangguan pertumbuhan otak (pada anak), kematian janin (pada ibu hamil), bayi lahir secara prematur, bayi terlahir dengan berat badan rendah, kehilangan kesadaran, hilang ingatan, napas tidak teratur, pingsan hingga koma, dan yang paling parah mengakibatkan meninggal dunia.
Oleh karenanya, perlu diwaspadai apabila teman, kawan atau keluarga kita, memiliki tanda dan keadaan yang terindikasi Malaria. Tindakan cepat harus dilakukan, seperti membawa kepada tenaga kesehatan terdekat. Kemudian pemeriksaan laboratorium atau RDT (Rapid Diagnostic Test) kepada tenaga kesehatan. Konsumsi obat yang dianjurkan tenaga kesehatan seperti ACT (Artemisinin based combination therapy), jenisnya adalah Dihidroartemisinin-piperakuin ditambah dengan piperakuin.
Obat-obat yang dianjurkan tersebut perlu dikonsumsi sesuai anjuran tenaga kesehatan, seperti dikonsumsi dalam keadaan perut telah terisi, obat harus habis sesuai dengan dosis yang diberikan. Diberikan tambahan obat Falsiparum pada tiga kali sehari, kemudian konsumsi Vivax pada 14 hari untuk pencegahan kambuh. Pun apabila obat yang disarankan telah habis, namun keadaan pasien belum sembuh, maka harus menghadap tenaga kesehatan sesegera mungkin.
Hal yang perlu tentu pencegahan terhadap penularan Malaria, hal tersebut dapat dilakukan dengan beberapa cara yang sederhana dan dapat dilakukan siapa saja, seperti membersihkan lingkungan tempat kita tinggal. Memberikan ruang yang baik kepada aliran air, meniadakan genangan air di sekitar tempat tinggal. Dan yang sering terlewatkan ialah, membersihkan lumut pada sumber mata air, atau danau yang ada.
Dok. Pri | Para peserta yang hadir setelah acara selesai

Adapun cara mengurangi banyaknya nyamuk, dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut; Menebarkan ikan pemakan jentik (ikan kepala timah, nila merah, gupi, mujair, dll) di kali, kolam dst. Menyebarkan racun jentik, dan menanam tanaman pengusir nyaman di tempat sekitar tinggal.
Pesan penutup disampaikan oleh dr. Elizabeth Jane Soepardi, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik menyatakan bahwa, “Hal yang paling penting dari apa yang dapat dilakukan ialah, menghindari gigitan nyamuk Malaria itu sendiri, dan pencegahan gigitan dapat dilakukan dengan cara tidur menggunakan kelambu, memakai obat anti nyamuk, memasang kawat kasa pada ventilasi rumah, menjauhkan kandang ternak dari rumah, memakai obat oleh anti-nyamuk, dan menggunakan pakaian lengan panjang saat berada di luar rumah”.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kayla Elena von Rueti: Lewat Camilan Sehat, Peduli Kesehatan, Lingkungan dan Perempuan