Anak Muda Bangkit dan Berdaya Untuk Indonesia

Dok. Pri | Para pembicara pada sesi kedua yang salah-satunya adalah Menteri BUMN Republik Indonesia Rini M. Soemarno

Dalam rangka memperingati Hari Kebangkitan Nasional pada tanggal 20 Mei, saya dan teman-teman Blogger mendapatkan kesempatan menghadiri sharing dan diskusi terbuka "Anak Muda Bangkit dan Berdaya Untuk Indonesia". Adapun acara tersebut diselenggarakan pada hari rabu (23/05), yang dihadiri oleh para generasi muda Indonesia. Kurang lebih 300 orang memeriahkan acara ini, mereka hadir dari pelbagai profesi dan bidang.

Pada sesi pertama, hadir sebagai pembicara para anak muda yang memberikan gerakan perubahan dalam pelbagai bidang strategis, yaitu bidang sosial, pendidikan dan media, mereka adalah: Founder Smart Farmer Kids In Action, Heni Sri Sundani; CEO and Co-Founder of Ruang Guru, Adamas Belva; dan Founder IDN Media, William Utomo. Ketiganya adalah narasumber muda, yang memberikan semangat berbagi pengetahuan dan pengalaman dalam menggapai impian untuk Indonesia yang lebih baik.

Salah-satu yang mendapat perhatian lebih dari saya ialah, Heni Sri Sundani, Founder Smart Farmer Kids In Action. Seorang wanita yang mendedikasikan dirinya, kepada kampung halaman yang lebih maju dalam bidang pendidikan. 

Memiliki latar belakang kehidupan yang penuh perjuangan, mulai dari harus hidup menjadi seorang yatim piatu yang pada akhirnya di asuh oleh neneknya, menjadikan Heni pribadi yang tangguh. Selain dari pada itu dalam masa-masa mengecap bangku pendidikan, ia harus berjuang dengan jarak tempuh yang jauh, dan terkadang apabila datang ke sekolah sang guru tidak hadir untuk mengajar. Hal itupun terus berlanjut hingga masa SMA, tak kurang dari itu perjalanan pendakian menjadi seorang sarjana tak kurang menggembleng ia menjadi seorang yang harus lebih kreatif, dan tak kalah oleh keadaan.

Dok. Pri| Saat Heni Sri Sundani Memberikan Pemaparan

Boleh jadi, karena pengalaman hidup dengan pertarungan mengejar pendidikan yang terjal, mengarahkan ia kepada sebuah keyakinan bahwa, pendidikan sebagai senjata paling ampuh untuk mengubah keadaan suatu masyarakat, dan hal tersebut merupakan hal yang dapat ditawar-tawar adanya.

Keyakinan tersebutlah yang pada akhirnya, memberikan kesempatan pada Heni untuk mengenal lebih dekat dunia pendidikan di kampung halaman, dan memberikan pola pikir berkemajuan kepada para anak didiknya. Heni memberikan semangat berbagi, walau pada akhirnya harus mempertaruhkan impian diri sendiri.

Ya, Heni mempertaruhkan impian mendapatkan beasiswa dalam melanjutkan jenjang kuliah s2 dan kerja di luar negeri, saya cukup tercekat saat itu mendengar apa yang dilakukan oleh Heni, karena memilih menjadi Nara Didik di Bogor, tanpa dibayar sepeserpun. Boleh jadi, masa lalu Heni yang kesulitan dalam mengakses pendidikan, menjadi alasan ia kembali dan mendedikasikan diri sebagai Nara Didik di Bogor. Hampir mata saya berkaca-kaca karena mendengar semangat Heni mengajar, yang pada akhirnya pada tahun ini memberikan kesempatan salah seorang anak didiknya masuk universitas terbaik yang ada di Indonesia.

Heni pun dengan penuh keyakinan mengatakan bahwa, "Kita boleh saja mempertaruhkan impian kita sendiri, tapi pertaruhan tersebut harus dibayar dengan memberikan jembatan kepada generasi penerus bangsa untuk mencapai impiannya". Kala itu para hadirin langsung memberikan apresiasi kepada Heni, dengan tepuk tangan yang begitu meriah.

Dok. Pri | Saat Bincang-bincang santai dengan para pemateri

Bagi saya pribadi Heni layaknya lentera pendidikan Indonesia yang begitu cerah, memberikan cahaya kepada siapa saja yang memerlukan penerangan dalam sebuah kegelapan. Adapun Heni telah memberikan contoh kepada para anak-anak Negeri, bahwa pulang ke kampung halaman adalah pilihan tepat untuk membangun peradaban yang dimulai dengan cara membangun manusianya.

Bertindak sebagai pembicara pada sharing dan diskusi sesi kedua ialah, Menteri BUMN Republik Indonesia, Rini M. Soemarno; Direktur Utama Bank Mandiri, Kartika Wirjoatmodjo; dan Direktur Costumer Servis Telkom, Siti Choiriana. Ketiga narasumber tersebut adalah interpretasi dari negara, yang mana memberikan banyak perubahan dan pergerakan nyata dalam tubuh negara, agar kehidupan masyarakat merasakan peran negara dalam hidup sehari-hari.

Adapun dari pelbagai pemaparan yang disampaikan, saya sangat tertarik dengan apa yang disampaikan oleh Menteri Rini M. Seomarno, beliau memberikan sebuah ungkapan penting juga pada akhirnya menjadi semangat BUMN, yaitu "One Vision, One Family & One Nation". 

Apa yang disampaikan bukan tiba-tiba, menurut Menteri Rini M. Seomarno, potensi kekayaan Indonesia itu sangat banyak, namun ada suatu hal yang begitu penting yang pada akhirnya memberikan benang merah kepada kita yang tinggal di Indonesia, yaitu kesamaan tanah air. 

Kesamaan tersebut menghadirkan kerjasama antara satu lembaga dengan lembaga lainnya, apabila telah hadir kerja sama dan sinergi yang sehat, barang tentu kita akan mendapatkan banyak peluang lebih luas dari cara pandang sebelumnya.

Dok. Pri | Pada sesi akhir hadir deklarasi sinergi muda untuk Indonesia

Pesan penutup yang disampaikan oleh Menteri Rini M. Seomarno bahwa, "BUMN dalam tataran negara itu ibarat seorang ibu, yang harus memberikan kasih sayang kepada anak-anaknya. Oleh karenanya, BUMN masa kini ingin hadir lebih dekat pada masyarakat dan memberikan semangat kompetisi di dunia Internasional bahwa Indonesia patut diperhitungkan pada masa depan".

Komentar

  1. Yuk anak muda mari bangkit dan berdaya dengan karya utk indonesia

    BalasHapus
  2. Siapa bilang ya anak muda kampung nggak bisa berdayakan kampungnya. Contohnya adalah mba Heni nih

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kayla Elena von Rueti: Lewat Camilan Sehat, Peduli Kesehatan, Lingkungan dan Perempuan