Saat Imlek, Begini Wajah Kota Solo
![]() |
Dok. Pri | Jembatan Pasar Harjo Nagoro yang begitu meriah dengan pelbagai lampion merah khas |
Sejujurnya saya tidak begitu paham tentang kota
Solo, akan tetapi kota tersebut memiliki nuansa dengan hiruk-pikuk yang tak
terdengar. Terlebih lagi kota ini tidak rasanya masih begitu sepi dari
kendaraan bermotor, apabila dibandingkan dengan Jakarta dan sekitarnya.
Hal yang cukup membuat saya kagum kepada kota
ini ialah, pedestrian yang membuat para pejalan kaki nyaman. Selain dari pada
itu, kota ini rasanya masih memberikan kesempatan kepada pohon di pinggir jalan
raya.
Tak kurang dari itu, kota ini seperti cukup
baik mengelola kreatifitas anak-anak muda pembuat mural atau grafiti.
Setidaknya ketika saya berkeliling kota ini, ada beberapa mural/grafiti yang
menarik, salah satu yang mencuri perhatian ialah sebuah mural Menteri Kelautan
dan Perikanan Susi Pujiastuti, yang digambarkan sebagai seorang tokoh pahlawan
perempuan karya Marvel.
![]() |
Dok. Pri | Salah satu sudut kota Surakarta yang menarik, bagi saya |
Mural tersebut cukup menarik bagi saya,
setidaknya hal tersebut menggambarkan generasi muda zaman ini tetap peduli
kepada dunia politik. Atau pun tidak, hal tersebut menggambarkan kreatifitas
generasi bangsa yang tiada batas dalam dunia mural.
Sebenarnya perjalanan saya di kota Solo, tidak
memiliki tujuan khusus. Akhirnya semesta menghantarkan perjalanan ini menuju
Pasar Gede Solo, yang pada saat itu hadir pelbagai lampion khas yang biasa
hadir pada perayaan tahun baru Imlek. Tak ayal, tempat tersebut menjadi tempat
yang asyik untuk mengambil sebuah momen.
Lampion merah khas perayaan Imlek tak hanya
hadir di Pasar Gede Solo, tapi juga hadir di Jembatan Pasar Harjo Nagoro. Sebuah
jembatan yang kini telah masuk sebagai salah-satu cagar budaya, melalui
keputusan Walikotamadya, Kepala Daerah Tingkat II Surakarta, nomer
646/116/1/1997.
Secara pribadi saya belum pernah mengikuti
perayaan Imlek secara khusus di sebuah kota, tapi ketika berada di kota Solo
seperti saya diberikan kesempatan untuk menikmati aroma perayaan Imlek yang
begitu terasa meriah walau hanya dilihat pada ornamen hiasan.
![]() |
Dok. Pri| Di depan Pasar Gede Solo |
Ornamen hias Imlek tidak hanya hadir di Pasar
Gede Solo dan Jembatan Pasar Harjo Nagoro saja, tapi juga hadir di depan Museum
Bank Indonesia Solo, di Jalan Ronggowarsito no. 2. Hadir beberapa karya seni
terbuat dari kayu dan bambu, yang menggambarkan sebuah anjing. Saya kurang
paham makna shio Anjing, yang pasti tahun ini ornamen anjing hadir memberikan
warna khas dalam Imlek 2569 kali ini.
Boleh jadi ketika perayaan Imlek tiba, salah
satu kota yang wajib dikunjungi itu kota Solo. Kabar dari beberapa warga yang
berprofesi sebagai pengemudi ojek berbasis aplikasi mengatakan bahwa, ketika
Imlek kota Solo selalu hadir perayaan meriah, baik festival atau lain
sebagainya.
Dalam kesempatan tersebut biasanya hadir
pelbagai pertunjukan, dan juga pelbagai kuliner khas perayaan Imlek, atau
bahkan khas Solo. Sebenarnya saya belum puas menjelajahi kota ini, terlebih
lagi pada sektor kuliner. Rasanya masih banyak sekali yang belum saya rasakan,
macam tengkleng, serabi, sampai martabak Markobar yang terkenal itu.
![]() |
Dok. Pri | Camilan yang mencuri perhatian mata Walang Goreng |
Eh, Iya, saya juga sempatkan mampir ke sebuah toko oleh-oleh, ada beberapa produk yang buat saya penasaran. Produk tersebut antara lain Ikan Dendeng Lele, Keripik Kulit, dan Walang Goreng. Yang terakhir jujur saya penasaran, tapi masih enggan untuk merasakan.
Harapan saya, akan ada waktu selanjutnya untuk
menjelajah kota Solo secara lebih dalam. Baik pada sektor sejarah, budaya,
akademi, hingga sektor kuliner yang luar biasa beragam.
Cukup itu dulu ya, soalnya saya lapar. Ingin
makan sesuatu yang hangat, atau minimal ngemil pecel lele ditambah nasi uduk. :D
Semoga!
Salam Hangat
Fawwaz Ibrahimgm
Komentar
Posting Komentar